Kajian spasial lanskap habitat Bekantan (Nasalis larvatus) masih terbatas informasinya untuk memperkirakan keberlangsungan habitatnya di lahan basah. Analisis spasial lanskap habitat Bekantan diperlukan sebagai informasi penting untuk kelestarian habitat Bekantan yang mengalami degradasi akibat adanya alih fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik spasial lanskap habitat Bekantan di lahan basah. Menganalisis karakteristik lanskap habitat Bekantan diperlukan data Worldview-3 untuk memperoleh informasi penggunaan lahan dan tutupan lahan dengan cara klasifikasi berbasis GEOBIA, selanjutnya dianalisis menggunakan Fragstat 4.2 untuk memperoleh nilai Class Area (CA), Number of Patch (NP), Edge Density (ED), Landscape Shape Index (LSI), Mean Patch Size (MPS), dan Mean Shape Index (MSI) sebagai implementasi karakteristik habitat Bekantan. Hasil penelitian menunjukkan bentang lanskap Suaka Margasatwa Kuala Lupak memiliki luas sebesar 4.952,10 hektar yang terdiri dari 3936 pathces dengan ukuran rata-rata area seluas 67.945 hektar/patch dan standar deviasi 409.2696. Total edge memiliki luas sebesar 1191712.536 meter dan kerapatan sebesar 240.648 hektar. Mean Shape Index memiliki nilai sebesar 10.6713. Karakteristik habitat Bekantan di Suaka Margasatwa Kuala Lupak menggambarkan terjadinya fragmentasi habitat Bekantan dan kurang ideal untuk perlindungan satwa Bekantan, karena dapat menimbulkan kantong-kantong habitat yang terisolasi. Hasil Penelitian ini dijadikan informasi dasar untuk tindakan habitat Bekantan di Suaka Margasatwa Kuala Lupak.
Copyrights © 2022