Perempuan dipandang sebagai makhluk yang inferior dibandingkan laki-laki. Posisinya sering terpinggirkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Bahkan agama menjadi salah satu dasar untuk menempatkan perempuan di bawah laki-laki. Hal ini terlihat dalam beberapa tafsir klasik yang pengarangnya adalah laki-laki. Amina Wadud dan Zaitunah Subhan adalah dua tokoh perempuan yang merasa ketidakadilan terhadap perempuan di sekitarnya harus dihilangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbandingan metodologi tafsir Zaitunah Subhan dan Tafsir Amina Wadud dalam mengkaji masalah “Perempuan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Secara umum metodologi Tafsir Zaitunah Subhan dan Tafsir Amina Wadud menggunakan metode maudhu'i, karena sama-sama fokus membahas tema-tema tertentu. Namun dalam proses analisisnya, Tafsir Zaitunah Subhan menggunakan metode tafsir maudhu'i dengan mengacu pada tiga kitab utama dari tiga generasi, yaitu Tafsir Al-Qur'an karya Ibnu Katsir, Tafsir Al-Azhar karya Hamka dan Al-Qur'an dan terjemahannya. Sedangkan Tafsir Amina Wadud menggunakan model interpretasi hermeneutik.
Copyrights © 2022