Kontribusi industri kakao bagi perekonomian Indonesia sangat besar. Diantaranya sebagai kontributor penerimaan devisa negara yang dapat diandalkan. Disamping itu, masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, terlihat menjadi sumber pendapatan bagi sekitar 1,7 juta kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut diperlukan suatu pendekatan dan desain pengembangan kakao yang tidak saja diarahkan pada upaya meningkatkan produktivitas tanaman semata, tetapi peningkatan efisiensi, nilai tambah produk, daya saing, dan kemandirian bidang industri juga harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aspek pengembangan kakao nasional. Tulisan ini bertujuan untuk membahas konsep pendekatan dan desain pengembangan kawasan kakao berbasis inovasi dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya saing kakao Indonesia di pasar internasional, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendukung desain pengembangan tersebut. Pengembangan Kawasan berbasis inovasi dan berdaya saing, bukan saja dalam wujud teknologi, namun sesuatu yang dapat menyebabkan perbaikan atau menjadikan lebih baik, lebih sederhana, lebih murah, dan lebih mudah. Inovasi dimaksud yakni inovasi cara/teknik/metode. Desain pengembangannya, memfokuskan pada 4 pilar: (1) mekanisme delivery teknologi; (2) sumberdaya; (3) rantai pasok; dan (4) lembaga.
Copyrights © 2022