Tingginya prevalensi anemia di Indonesia sebesar 48,9% dengan proporsi anemia kelompok umur 15-24 tahun. Remaja putri lebih berisiko terkena anemia, karena remaja putri merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga sangat membutuhkan asupan zat gizi yang lebih tinggi. Salah satu penyebab tingginya prevalensi anemia adalah rendahnya asupan zat besi. Sumber asupan zat besi berasal dari tablet tambah darah. Cakupan remaja putri penerima Tablet Tambah Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan pada tahun 2020 hanya 164 remaja dengan target 4321 remaja, ditambah lagi dengan masalah pandemi COVID-19 yang membuat remaja tidak pernah mendapat tambahan darah. tablet dari sekolah, sehingga kepatuhan konsumsi masih sangat rendah. Remaja putri ke RT 005 RW 004, Desa Guntung Paikat, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kabupaten Banjarbaru, mengatakan tidak pernah mengkonsumsi tablet penambah darah. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri di RT 005 RW 004, Desa Guntung Paikat, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, dengan kriteria remaja usia 12-19 tahun. Kegiatan intervensi dilakukan dengan penyuluhan dan pembentukan kader remaja sadar anemia. Kegiatan ini disertai dengan pembagian leaflet, tablet tambah darah, kartu minum tablet tambah darah, dan pembagian angket dengan pre-test dan post-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap, tindakan, dan kepatuhan mengkonsumsi TTD antara sebelum dan sesudah penyuluhan serta pembentukan kader remaja sadar anemia.
Copyrights © 2022