Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan latar belakang masuknya Belanda di Kerajaan Tellu Limpoe, (2) Menjelaskan alasan Massalinri Daeng Mallira menentang Kolonial Belanda di Kerajaan Tellu Limpoe pada tahun 1861-1871, (3) Menjelaskan strategi Massalinri Daeng Mallira dalam menentang Kolonial Belanda di Kerajaan Tellu Limpoe. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan-tahapan kerja sebagai berikut: (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) kritik sumber, (4) Interpretasi sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Belanda masuk di Sinjai pada tahun 1636 melalui ekspansi wilayah dengan menjalankan politik devide et impera (politik pecah belah). Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang upaya Belanda untuk memisahkan hubungan persatuan antarkerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Rakyat Sinjai tetap berupaya berpegang pada perjanjian Topekkong. Kolonial Belanda kemudian menyerang Kerajaan Tellu Limpoe dan berhasil menguasainya. Pasukan Sinjai pada masa itu dipimpin oleh Andi Mandasini dan Baso Kalaka pada tahun 1859. (2) Alasan Massalinri Daeng Mallira menentang Belanda di Kerajaan Tellu Limpoe karena tidak tahan dengan perlakuan Belanda terhadap rakyat Tellu Limpoe, selain karena faktor siri, faktor agama dan faktor ekonomi, Belanda juga menngganti sistem pemerintahan tradisional menjadi sistem pemerintahan Kolonial, mengadakan pemecatan raja-raja dan mengadakan pembuatan jalan yang dikerjakan oleh rakyat Tellu Limpoe dengan upah rendah, (3) Strategi yang ditempuh Massalinri Daeng Mallira dalam menentang Belanda di kerajaan Tellu Limpoe yakni bergerilya. Massalinri juga melakukan penyerangan selama tiga kali. Pada tahun 1863 perang yang dilakukan akhirnya menewaskan Raja Bulo-bulo yaitu Abd. Ganing yang diangkat oleh Belanda. Massalinri juga berhasil melumpuhkan pasukan Belanda dalam penyerangannya di Cakeppong. Penyerangan kedua dilakukan pada tahun 1870 dengan cara bergerilya dan berhasil melumpuhkan pasukan Belanda di tempat pangkalan militer yaitu di gerbang Benteng Balangnipa. Perang ketiga terjadi pada tahun 1871 dan merupakan akhir perjuangan Massalinri. Pada perang ketiga, pasukan Belanda berhasil melumpuhkan pasukan Massalinri dan menewaskan Massalinri Daeng Mallira tepatnya di Cappa Galung (diujung sawah) Bola Roman, Bikeru.
Copyrights © 2021