Deteksi tepi adalah pendekatan paling umum yang digunakan untuk mendeteksi tingkat abu-abu diskontinuitas. Ini karena titik atau garis yang terisolasi tidak terlalu sering dijumpai dalam aplikasi praktis. Idealnya, teknik yang digunakan untuk mendeteksi diskontinuitas hanya menghasilkan satu piksel yang terletak di wilayah batas. Salah satu teknik pengolahan citra yang digunakan adalah deteksi tepi. Deteksi tepi sering terjadi pada pengolahan citra digital karena merupakan salah satu langkah awal dalam segmentasi citra yang bertujuan untuk mempresentasikan objek yang terdapat pada citra. Deteksi tepi berfungsi untuk mengidentifikasi batas-batas suatu objek dengan latar belakang yang tumpang tindih. Oleh karena itu, ketika garis besar gambar dapat diidentifikasi secara akurat, semua objek dapat ditemukan dan properti dasar seperti luas, bentuk, dan ukuran objek dapat diukur. Ada beberapa jenis metode deteksi tepi yang dapat digunakan untuk mendeteksi garis besar suatu citra, seperti algoritma Sobel, Prewitt, Canny dan homogenitas. Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam penelitian ini akan diambil dua algoritma yaitu algoritma Canny dan Sobel. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan kedua metode tersebut akan dilakukan analisis terhadap kedua metode tersebut untuk melihat hasil pendeteksian yang keduanya akan digunakan sebagai pembanding. Dilihat dari hasil yang didapat dari algoritma deteksi tepi Canny dan Sobel secara jelas terlihat lebih baik algoritma cannya pada hasil pendekteksian tepi, dimana algoritma Canny mempunyai hasil yang lebih halus dan lebih spesifik mendekteksi garis tepi suatu objek citra. Sedangkan algoritma pendektesian garis tepi sobel masih meregang pada daerah yang tidak berbatasan. Dilihat dari struktur hasil pendeteksian algoritma Canny lebih baik daripada algoritma Sobel.
Copyrights © 2020