Mendengar nama Nasr Hamd berkaitan dengan tafsir al-Qur’an maka terasa belum lengkap jika tidak membincarakan wilayah tafsir sastra karena memang inilah yang ditawarkan Nasr Hamd dalam menghadapi banyaknya tafsir, yang beredar sebelumnya, yang sarat dengan ideology, sehingga terjadi “perang†pemikiran yang ideologis didalamya. Dengan kata lain teks al-Qur’an dijadikan sebagai “ladang†pertempuran ideology. Hal ini tentu sangat mengerikan karena perang ideology sangat rentan konflik daripada perang pemikiran. Dengan latar belakang tersebut Nasr Hamd mempelopori tafsir sastra sebagai metode untuk mengurangi tarikan ideology seperti yang sudah terjadi.
Copyrights © 2021