Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dimiliki oleh siswa, karena pemecahan masalah merupakan tujuan umum pembelajaran matematika. Pemecahan masalah meliputi metoda, prosedur dan strategi merupakan proses inti dalam kurikulum matematika. Beberapa peneliti terdahulu menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah dalam merumuskan masalah matematis, menyusun model matematis, menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching (kelas eksperimen) dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung (kelas kontrol). Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah postets-only. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Rawamerta, dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive, dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen (N=42) dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol (N=42). Instrumen yang digunakan adalah bentuk tes uraian terdiri dari empat soal. Berdasarkan analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh kesimpulan bahwa pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching lebih baik dari siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung.
Copyrights © 2021