Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada umat manusia. Pengertian memberi tuntunan pada sistem pendidikan persekolahan tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak memiliki kecerdasan untuk berkembang. Kenyataannya sistem pendidikan persekolahan lebih banyak mengembangkan kecerdasan yang terkait dengan kapasitas otak kiri, untuk kapasitas otak kanan “terabaikan”, seperti kasus marginalisasi jurusan IPS pada Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 5 Denpasar. Berkenaan dengan itu ada dua pernyataan yang perlu di kaji sebagai rumusan masalah yakni (1) bagaimana proses marginalisasi jurusan Ilmu Pegetahuan Sosial di SMA Negeri 5 Denpasar? (2) mengapa terjadi marginalisasi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Negeri 5 Denpasar? Teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini yaitu teori pendidikan kritis. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode observasi (pengamatan), dan metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terjadinya marginalisasi jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Negeri 5 Denpasar, disebabkan oleh (1) budaya citra, (2) imprealisme IPA terhadap IPS. Marginalisasi jurusan IPS terjadi melalui mekanisme halus dan sistemik.
Copyrights © 2019