JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
JKKI, Vol 6, No 3, (2014)

KOLONISASI NYAMUK Aedes aegypti MENGGUNAKAN TEHNIK MEMBRAN ARTIFISIAL DI LABORATORIUM

Novyan Lusiyana (Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia)
Mira Sagita Tri Cahyani (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia)



Article Info

Publish Date
03 Sep 2015

Abstract

Latar belakang  Kolonisasi nyamuk  Aedes aegypti  di laboratorium  dapat menggunakan AMF (Artificial Membrane Feeding). Membran artifisial yang sering digunakan seperti parafilm M, latek kondom, dan kulit mencit.  Penggunaan membran artifisial  mempengaruhi  kemampuan reproduksi nyamuk  Ae. aegypti.    Tujuan  Mengetahui pengaruh penggunaan membran artifisial parafilm M, latek kondom, dan kulit mencit  terhadap persentase nyamuk dewasa yang mampu menghisap darah, rerata jumlah telur dan persentase daya tetas telur nyamuk  Ae. aegypti di laboratorium.   Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni. Nyamuk  Ae. aegypti  sebanyak 30 ekor (8 replikasi) dimasukkan ke dalam gelas  rearing  yang telah diberi AMF berisi darah dengan membran yang berbeda  jenisnya yaitu, parafilm M, latek kondom dan kulit mencit. Blood feeding dilaksanakan selama 60 menit, setelah 60 menit kemudian dihitung jumlah nyamuk yang mampu menghisap darah. Nyamuk yang telah menghisap darah kemudian dimasukkan ke dalam gelas rearing secara individu untuk bertelur. Jumlah telur yang diproduksi dihitung setelah 7 hari paska pemberian umpan darah. Telur kemudian direndam dengan air selama 7 hari untuk pengamatan daya tetas. Hasil dianalisis dengan Uji One way ANNOVA.     Hasil Persentase  nyamuk  Ae. aegypti  yang mampu menghisap darah menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,000) antara membran parafilm M (88,33%), latek kondom (45,42%), dan kulit mencit (86,66%).  Jumlah telur  per ekor nyamuk betina  juga menunjukkan beda signifikan (p=0,002) antara membran parafilm M (51,63), latek kondom (50,53), dan kulit mencit (53,65),  sedangkan persentase daya  tetas  telur  juga menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,02) antara membran parafilm M (99,94%), latek kondom (99,91%), dan kulit mencit (99,96%).   Kesimpulan Membran  artifisial  kulit mencit  menunjukkan hasil yang lebih baik sehingga lebih direkomendasikan sebagai metode rearing nyamuk Ae. aegypti di laboratorium.   Kata kunci: Artificial Membrane Feeding (AMF), blood feeding, membran parafilm M,  latek kondom dan kulit mencit

Copyrights © 2014






Journal Info

Abbrev

JKKI

Publisher

Subject

Medicine & Pharmacology Public Health

Description

JKKI: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia is a peer-reviewed journal in the field of medical and health sciences. This journal is designed as a place of dissemination of information and scientific knowledge, which publishes three times a year. It publishes original article, article review, and ...