Masyarakat Desa Sikunang pada umumnya memanfaatkan kentang untuk dijadikan bahan pangan sementara kulitnya akan dibuang. Pemanfaatan limbah kulit kentang untuk dijadikan sebagai bioetanol tidak akan mempengaruhi keamanan pangan nasional serta dapat mengurangi dampak negatif pencemaran lingkungan dari limbah itu sendiri. Kulit kentang dipilih sebagai bahan utama pembuatan etanol dikarenakan banyak mengandung pati, gula, selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Produksi bioetanol dari sumber tanaman yang memiliki kandungan pati atau karbohidrat, dicapai dengan proses biokonversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) dengan beberapa metode antara lain metode hidrolisa asam atau enzimatis. Di era new normal, etanol dapat digunakan sebagai antiseptik guna meminimalisisr penyebaran covid-19. Proses pembuatan bioetanol dapat dilakukan dengan 5 proses, antara lain proses pembuatan starter, proses delignifikasi atau pretreatment dengan larutan NaOH, proses hidrolisa asam dengan larutan HCl, proses fermentasi selama 4,5, dan 6 hari, dan proses detilasi untuk menghasilkan etanol yang murni. Kemudian dilanjutkan dengan uji penentuan kadar glukosa dan uji kadar etanol menggunakan alat alkoholmeter.
Copyrights © 2021