Abad dua puluh dapat dikatakan sebagai abad kepedulian misi. Hal ini ditandai dengan diadakanya pertemuan-pertemuan misi Internasional di berbagai negara. Setiap konferensi misi selalu diawali oleh keprihatinan atas apa yang terjadi di lapangan. Sebelum munculnya pelayanan misi holisitik, sebelumnya muncul kubu misi Oikumenikal (di Indonesia dikenal dengan keesaan gereja) yang menekankan pelayanan pada keprihatinan sosial dan kemanusiaan. Kubu kedua di kenal dengan nama kaum Injili, yang menekankan pelayanan misi pada pemberitaan Injil agar manusia mengalami pertobatan dan keluar dari kegelapan. Karya tulis ini lebih menekankan pada pemahaman kaum Injili bahwa misi adalah sebagai penginjilan yang tidak mengabaikan kepedulian atas mereka yang ada dalam kondisi sosial yang memprihatinkan. Tantangan atas pelayanan misi sebagai penginjilan juga perlu diwaspadai, seperti pemahaman dari kelompok Universalisme dan Pluralisme agama.
Copyrights © 2020