Penelitian mengenai jamu atau pengobatan tradisional tampaknya sedang naik daun di Indonesia. Hal tersebut muncul karena semakin tumbuh kesadaran masyarakat tentang kekayaan lingkungan alam, keragaman flora yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Selain itu terlihat juga adanya kesadaran masyarakat yang semakin memahami bahwa sebenarnya banyak alternatif pengobatan yang kemungkinan justru “lebih aman” daripada pengobatan medis. Kondisi-kondisi di atas tampaknya mendorong berbagai pihak untuk membuka kembali rekaman lama yang menyimpan data tentang pengobatan tradisional. Banyak sumber-sumber lama yang berupa naskah merekam data tentang pengobatan tradisional. Seperti diuraikan oleh Pudjiastuti (2010: 10), bahwa naskah nusantara secara umum berisi sejarah, sastra, bahasa, obat-obatan, ramalan, ilmu tua, sehingga jelaslah bahwa kondisi masa lampau dapat tercermin dari naskah tersebut. Secara khusus rekaman mengenai pengobatan non medis atas secara tidak langsung menunjukkan sebuah kondisi bahwa pada masa lalu pengobatan medik adalah sesuatu yang dianggap sangat “mahal” baik dalam pengertian sulit dijangkau karena tempat maupun segi biaya. Kondisi di atas tampak terekam dalam salah satu produk naskah cetak yang beraksara Jawa yaitu SERAT PRIMBON JAMPI JAWI (selanjutnya disebut SPJJ) yang merupakan sebuah naskah koleksi Perpustakaan Taman Siswa. Karena adanya proses perekaman atau pengumpulan data inilah maka teks SPJJ dianggap sebagai bentuk dokumen. Dokumen adalah rekaman data atau gambar yang berisi keterangan-keterangan (Tim Penyusun, 2002:272).
Copyrights © 2011