Prosiding University Research Colloquium
Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan

Depresi pada Pasien Hemodialisa Perempuan Lebih Tinggi

Diyah Candra Anita (Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta)
Ilham Setya Husada (Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
12 May 2020

Abstract

Gagal ginjal kronis memerlukan pengobatan hemodialisa dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut dapat menimbulkan depresi yang ditandai dengan perubahan perilaku seperti penolakan, marah, perasaan takut, rasa tidak berdaya, putus asa, cemas bahkan bunuh diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran depresi pada pasien hemodialisa berdasarkan jenis kelamin. Metode penelitian yang digunakan descriptive comparation dan correlation dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada pasien hemodialisa di RSUD Wates Kulon Progo. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 64 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Beck’s Depression Inventory (BDI). Uji analisis menggunakan uji mann whitney dan coefficient contingency. Hasil penelitian menunjukkan pasien hemodialisa mayoritas berusia 45-54 tahun (32,8%), berjenis kelamin laki-laki (57,8%), berpendidikan SD&SMP (51,6%), berstatus sudah menikah (90,6%), tidak bekerja (28,1%), serta tidak mengalami depresi (45,3%). Terdapat perbedaan bermakna antara depresi pada laki-laki dan perempuan (p=0,013), namun tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan jenis kelamin (0,080). Kehilangan minat seksual (1,1875) dan perubahan dalam pola tidur (1,1406) adalah hal yang sering dikeluhkan. Saran untuk perawat adalah lebih memperhatikan emosional pada pasien hemodialisa perempuan supaya bisa mereduksi depresi yang dialaminya.

Copyrights © 2020