Garam Sumba Timur diproduksi dengan cara rebus/masak dan tambak, garam yangdihasilkan putih dan bersih. Namun pesaing garam yang ada berasal dari Surabayadan Bima menjadikan pasar garam lokal menjadi bergeser, yang berimbas pada jumlahproduksi dan ketidakstabilan harga yang berdampak kurang baik bagi pelaku/aktorgaram lokal di Sumba Timur. Penelitian ini dilakukan di 6 hamparan di 6 kecamatansebagai sentra garam. Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan designpengembangan rantai nilai garam yang mampu memberi keadilan bagi pelaku/aktorgaram. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif dikombinasikan untuk menyelesaikanpermasalahan dalam penelitian ini. Hasilnya, design pengembangan rantai nilai garamrakyat di Sumba Timur, melibatkan semua pelaku/aktor yang saat ini telah ada, yakniprodusen, perantara, dan pedagang. Dukungan iklim usaha yang ada di Sumba Timurdan pengembangan garam jangka panjang dikemas dengan sederhana dalam rantainilai, sehingga mampu memberi keadilan nilai yang melekat pada masing-masingpelaku/aktor.
Copyrights © 2017