Penelitian ini mengkaji kesantunan tuturan penolakan pada masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Terbatasnya kemampuan penulis untuk mengkaji ruang lingkup pragmatik ini, penulis membatasi kajian penelitian ini pada bentuk-bentuk penolakan dan skala kesantunan. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah bentuk-bentuk tuturan penolakan masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ? (2) Bagaimana skala kesantunan tuturan penolakan masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi tentang bentuk-bentuk tuturan penolakan (2) untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi tentang skala kesantunan tuturan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Kartomihardjo (dalam Nadar 2013:98) dan Leech (dalam Rahardi 2005:66—68). Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode konten analisis. Berdasarkan analisis data mengenai kesantunan tuturan penolakan pada masyarakat Jawa di SP 5 desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan terdapat 50 data yang tersebar dalam 8 indikator bentuk-bentuk tuturan penolakan dan 5 indikator skala kesantunan. Sifat-sifat khas Jawa harus dilengkapi dengan adanya kajian tentang kesantunan berbahasa yang tidak lepas dari budaya penuturnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari segi bentuk tuturan penolakan yang paling sering digunakan pada masyarakat Jawa adalah penolakan dengan menggunakan alasan yang ditemukan adalah 22 data. Selanjutnya, dari segi skala kesantunan yang lebih banyak atau dominan digunakan adalah skala ketidaklangsungan yang (santun : 30 data) (tidak santun : 8 data) Jadi yang ditemukan adalah 38 data.
Copyrights © 2022