<![CDATA[Perkembangan usaha mikro kecil serta menengah sering kali dibanyangi kegagalan usaha yang tinggi, hal ini terutama terjadi pada kondisi pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun di seluruh dunia. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya keterampilan pengelolaan keuangan pelaksana dan pelaku usaha kecil & menengah (UMKM). Permasalahan pengetahuan keuangan para pelaku wirausaha sejatinya dikarenakan kemampuan dan pemahaman serta pengetahuan yang rendah dalam pengelolaan keuangan, hal ini jelas berdampak pada minimnya pelaku umkm dalam mengakses lembaga keuangan. Pelaku umkm rata-rata tidak mengetahui produk keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan selain perbankan. Ironisnya indeks literasi keuangan berdasarkan data OJK hanya 21,7 %, hal ini tentu harus menjadi atensi bagi pihak terkait, karena rendahnya pemahaman literasi keuangan menjadikan pelaku umkm tidak memahami dan dapat menjadi sandungan dalam perkembangan umkm di Indonesia. Pemahaman literasi keuangan terbukti memiliki peran penting dalam keputusan investasi, hal inilah yang menjadi dasar perguruan tinggi wajib terlibat dalam Pendidikan dan pemahaman literasi keuangan. Perguruan tinggi sebagai sebuah institusi Pendidikan diharapkan berpartisipasi dalam pengembangan sumber daya melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Peran perguruan tinggi dalam peningkatan literasi keuangan diharapkan dan meningkatkan pengetahuan literasi keuangan para pelaku umkm dan meningkatkan perkembangan umkm di Indonesia. Populasi sasaran merupakan pelaku UMKM di wilayah sukabumi, dengan jumlah sample 98 pelaku usaha. Metode analisis menggunakan uji comparison Two way Anova. Hasil Penelitian tingkat Pendidikan dan pelatihan-pendampingan Hal ini mengindikasikan pelatihan-pendampingan oleh Perguruan Tinggi dan tingkat pendidikan pelaku usaha UMKM berbeda signifikan]]>
Copyrights © 2021
