Salah satu pengeringan mekanis yang dapat diterapkan untuk mengeringkan gabah yaitu fluidized bed dryer (FBD), namun penggunaan suhu tinggi yang terlalu lama dapat mempengaruhi kualitas gabah yang dihasilkan sehingga diperlukan proses tempering. Tempering dilakukan diantara pengeringan pertama dan pengeringan selanjutnya untuk mencegah terjadinya keretakan. Tujuan penelitian ini adalah menguji kinerja pengeringan FBD dua tahap dengan dan tanpa tempering, serta menguji mutu beras berdasarkan persentase beras kepala dan beras patah hasil pengeringan menggunakan FBD dengan dan tanpa tempering yang dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu udara lingkungan. Secara garis besar gabah dikeringkan menggunakan alat pengering FBD hingga kadar air ±20% basis basah dengan tinggi tumpukan 10 dan 15 cm, kemudian dilanjutkan dengan proses tempering dan dikeringkan menggunakan udara lingkungan. Fluidisasi dapat berlangsung dengan baik pada kisaran kecepatan superfisial 3,963-3,946 m/s di tinggi tumpukan 10 cm dan 3,640-3,623 m/s pada tinggi tumpukan 15 cm. Persentase beras kepala yang paling tinggi terdapat pada perlakuan yang menggunakan tempering selama 2 jam dan dilanjutkan dengan kering angin lingkungan sebesar 96,38+0,180% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 92,38+0,333% pada tinggi tumpukan 15 cm, sedangkan perlakuan tempering yang dikeringkan kembali menggunakan FBD menghasilkan persentase beras kepala yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa tempering yaitu sebesar 86,23+0,201% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 84,41+0,279% pada tinggi tumpukan 15 cm.
Copyrights © 2022