Krisis merupakan musibah yang menimpa seseorang atas ketentuan Allah Swt dan tidak bisa ditolak, misalnya kematian anggota keluarga, kecelakaan lalu lintas, kebakaran, gempa atau banjir yang menghancurkan harta benda, dan sebagainya. Meskipun diakui bahwa pada kasus-kasus tertentu dapat diantisipasi dengan program pencegahan, seperti hati-hati dalam berlalu lintas atau menjauhkan diri dari kebakaran. Faktor kontribusi krisis secara internal dipengaruhi oleh proses berpikir negatif klien dan secara eksternal di era disrupsi ini dipengaruhi oleh kemajuan teknologi informasi dengan sistem digitalnya, di mana peran tenaga kerja diganti sistem dan peran robot lebih dominan. Dampak paling parah adalah hilangnya harapan hidup, rasa putus asa dan klien merasa tidak punya daya untuk memecahkan krisis yang dihadapinya. Konseling krisis dalam perspektif Islam, di mana klienĀ harus dimantapkan pemahamannya bahwa krisis (musibah) itu bagian dari kasih-sayangnya Allah kepadanya karena musibah itu berfungsi sebagai ujian, pengampunan dosa, pemaafan, atau bisa jadi sebagai pembalasan atas kesalahan-kesalahannya. Tugas utama konselor menumbuhkan kesadaran klien bahwa ia adalah hamba dan khalifah Allah di bumi dan harus berkomitmen mewujudkan perubahan, perbaikan dan penyempurnaan diri.
Copyrights © 2022