PG. Pradjekan merupakan perusahaan manufaktur yang memiliki andil dalam pasokan gula dalam negeri. Gula yang dihasilkan berasal dari tebu yang melewati 5 stasiun proses produksi yakni stasiun gilingan, pemurnian, penguapan, masakan, dan putaran. Pada setiap stasiun proses produksi banyak melibatkan mesin – mesin berukuran besar dan alat-alat yang memiliki potensi risiko operasional cukup tinggi dan dapat menimbulkan potensi bahaya hingga mengakibatkan kecelakaan kerja pada pekerja. Sejak tahun 2016 PG. Pradjekan telah menjalankan SMK3, namun ternyata kecelakaan kerja masih saja terjadi disetiap tahunnya. Ada 4 kasus kecelakaan kerja yang tercatat dari tahun 2017 hingga 2021 dengan kategori kecelakaan berat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko pada setiap staisun proses produksi gula kemudian dilakukan pengendalian risiko apa yang harus diterapkan, sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian yang tepat.Teknik analisa bahaya yang cukup tepat menganalisis dan mengidentifikasi adalah dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hasil FMEA merupakan urutan prioritas dari failure mode yang memiliki nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi. Hasil penelitian dapat diketahui ada 49 potensi bahaya yang teridentifikasi dari seluruh stasiun proses produksi gula. Hasil penilaian risiko yang memiliki nilai RPN tertinggi (kritis) yakni masuk kedalam mesin cane leaveller (extreme risk), kebocoran tangki (high risk), terjatuh dari tangga evaporator (high risk), terkena cairan gula panas (high risk) dan ledakan panel (high risk). Rekomendasi pengendalian yang diberikan berdasarkan hirarki pengendalian yaitu, engineering control, administrative control dan alat pelindung diri.
Copyrights © 2022