Era perkembangan teknologi informasikomunikasi saat ini, di satu sisi memperhadapkan masyarakat dengan kekayaan informasi dan kemudahan berkomunikasi melalui alat komunikasi dan media sosial. Akan tetapi, di sisi lain, kemajuan ini memiliki dampak negatif karena penyebaran berita-berita bohong begitu masif, cepat dan intens, yang biasa disebut post-truth. Berita-berita-berita bohong diyakini, meskipun secara objektif tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kebenaran menjadi sesuatu yang tidak relevan dan dikesampingkan oleh dominasi perasaan emosional dan keyakinan. Tulisan ini ingin mengulas tentang fenomena tersebut dan bagaimana media sosial berperan di dalamnya. Untuk menilai fenomena tersebut karya McIntyre Post-truth dan teori linguistik-kultural milik Lindbeck dalam karyanya The Nature of Doctrineakan menjadi perspektif utama dalam makalah ini.
Copyrights © 2021