Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)
Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER

RUANG KOMUNAL DAN REKREASI SEBAGAI TEMPAT KETIGA PADA KAWASAN KEBONDALEM

Vanessa Laura Susilo Hermanto (Program Studi S1 Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara)
Samsu Hendra Siwi (Program Studi S1 Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara)



Article Info

Publish Date
23 Jan 2023

Abstract

Kebondalem area is one of the old areas which was famous as a center of activity, especially shopping in the city of Purwokerto. Before it was known as a shopping center area, Kebondalem area was famous for its type C bus terminal. The shift in the function of the terminal to shops in 1982, caused this area to become increasingly crowded and dense with shops or stalls to meet the needs of the surrounding communities. However, visitor interest in the area has decreased due to intense economic competition with other areas. The decrease in visitor interest has resulted in this area being left behind with sensitive points of social and physical degradation, such as shops that are starting to close, lack of places to carry out activities, and there are many abandoned facilities and buildings. This degradation event requires an urban acupuncture approach to overcome it. Based on the analysis of the surroundings, this area is surrounded by various kinds of facilities such as educational, office and other commercial facilities. However, with so many educational and office facilities around this area, there is no public space such as third place program as a connection between facilities, such as communal, entertainment or recreational facilities in the center of this area. Therefore, the addition of communal, entertainment or recreation programs as a third place can be a one way to revive this area by applying third place as a concept. Keywords: Communal Space; Recreation; Third Place; Urban Acupuncture Abstrak Kawasan Kebondalem merupakan salah satu kawasan lama yang terkenal sebagai pusat kegiatan khususnya perbelanjaan di kota Purwokerto. Sebelum menjadi kawasan pusat perbelanjaan, kawasan Kebondalem terkenal karena adanya terminal bus tipe C. Adanya pergeseran fungsi terminal menjadi pertokoan pada tahun 1982, menyebabkan kawasan ini menjadi semakin ramai dan padat akan pertokoan atau kios-kios untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Namun, minat pengunjung pada kawasan tersebut menurun karena persaingan ekonomi yang ketat dengan area lain. Menurunnya minat pengunjung tersebut mengakibatkan kawasan ini tertinggal dengan adanya titik-titik degradasi sosial maupun degradasi fisik, seperti pertokoan-pertokoan mulai tutup, kurangnya tempat untuk melakukan aktivitas, serta banyaknya fasilitas atau bangunan yang terbengkalai. Kejadian degradasi ini memerlukan pendekatan akupunktur perkotaan dalam mengatasinya. Berdasarkan analisis sekitar, kawasan ini dikelilingi oleh berbagai macam sarana fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perkantoran dan komersial lainnya. Namun dengan banyaknya fasilitas pendidikan dan perkantoran di sekitar kawasan ini, tidak ada program tempat publik seperti tempat ketiga sebagai penghubung antar fasilitas seperti sarana komunal, hiburan atau rekreasi pada pusat kawasan ini. Maka dari itu, dengan penambahan program ruang berupa komunal, hiburan atau rekreasi sebagai tempat ketiga dapat menjadi salah satu cara untuk menghidupkan kembali kawasan ini dengan menerapkan aspek-aspek konsep tempat ketiga.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

jstupa

Publisher

Subject

Civil Engineering, Building, Construction & Architecture Engineering Social Sciences

Description

Jurnal STUPA merupakan Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara sebagai wadah publikasi artikel ilmiah dengan tema: Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur ...