Era saat ini dinamika dan pengaruh trend makanan barat terus bermunculan di Indonesia, dimana terus menyasar Generasi Millenial dan Z. Hal tersebut dikhawatirkan akan berpengaruh pada eksistensi makanan tradisional khas Indonesia di masa mendatang. Oleh karena keresahan tersebut, peneliti membuat sebuah inovasi baru yang bekerjasama dengan sembilan pemangku kepentingan (nona helix) dalam memperkenalkan kembali kekayaan makanan nusantara melalui pengembangan program Wisata Gastronomi. Pengembangan Wisata Gastronomi ini dilakukan di salah satu pengelola Villa di Kampung Cikarag, Kabupaten Garut. Adapun metode penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis yang digunakan dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal yang kemudian dibantu dengan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats) dan QSPM (Qualitative Planning Srategic Matrix). Program pengabdian ini menghasilkan sebuah rekomendasi program wisata gastronomi “Hayu Mulih ka Desa” sebagai upaya dalam mengenalkan kembali makanan nusantara melalui trip di Garut. Cakupan wisata gastronomi ini memiliki alur seni kuliner yang menarik, sehingga tidak hanya melihat makanan dari segi pemenuhan kebutuhan fisiologis saja, tetapi memperlihatkan proses hulu ke hilir pengolahan suatu makanan sebagai komponen budaya dan cakupan aset daerah yang dimiliki. Sehingga pengembangan yang dilakukan secara konstruktif membentuk citra yang unik dan menarik bagi sebuah destinasi wisata di daerah.
Copyrights © 2023