Al-Misykah: Jurnal Studi Al-qur'an dan Tafsir
Vol 2 No 1 (2021): Al-Misykah: Jurnal Studi Al-Quran dan Tafsir

PENAFSIRAN AHMAD MUSTHAFA AL-MARAGHI TERHADAP QS. AL-MA’UN DAN RELEVANSINYA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN

Lukman Burhanudin Al-amin (Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang)
Halimatussa’diyah Halimatussa’diyah (Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang)
Hedhri Nadhiran (Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang)



Article Info

Publish Date
01 Jul 2021

Abstract

Penelitian ini mengkaji penafsiran Ahmad Musthafa al-Maraghi masalah kemiskinan dan bagaimana relevansi pengentasan kemiskinan. Dalam sejumlah literatur tafsir, masalah pendustaan terhadap agama dikupas secara mendalam sesuai dengan karakter dan kecenderungan mufasirnya. Surat al-Ma’un, di antara ayatnya ada pendusta agama yang tertuang di dalamnya. Namun, banyak juga mengandung hikmah serta nilai-nilai sosial yang dapat dijadikan rujukan untuk memecahkan masalah berupa pengentasan kemiskinan. Salah satu anjuran yang terdapat di dalam surat al-Ma’un adalah mengasihi anak yatim dan fakir/miskin, sehingga mendapatkan kasih sayang serta bentuk rasa kepedulian dari lingkungan sekitar. Islam sangat mendorong kepada umatnya agar tidak lalai dari status makhluk sosialnya yang saling membutuhkan sesama mahkluk ciptaan Allah swt, menganjurkan pemeluknya untuk memerhatikan lingkungan sekitar. Ibadah yang bersifat vertikal tidak lepas begitu saja dengan ibadah yang bersifat horizontal, bagaimana pun juga habluminaalaah dan hambluminnas harus seimbang. Al-Maraghi berbicara tentang orang-orang yang mendustakan agama menjadi persoalan. Mendustakan di sini dapat dimaknai sebagai pengingkaran dan penolakan terhadap kewajiban dalam menjalankan ajaran agama. Temuan penelitian menunjukan bahwa ciri-ciri pendusta agama menurut al-Maraghi adalah orang yang menghardik dan menolak keberadaan anak yatim, tidak memberi makan kepada fakir miskin, suka menghina dan bersikap sombong, shalatnya tidak membekas di hatinya, ingin mendapatkan pujian dan tidak memberikan apa yang dibutuhkan oleh fakir miskin. Relevansi pengentasan kemiskinan adalah seyogyanya umat Islam menumbuhkan sifat tidak bakhil/kikir, anjuran sedekah/infak, beribadah (ritual/spiritual) secara ikhlas, dan membangun etos kerja.

Copyrights © 2021