<![CDATA[Sistem pemasaran produk-produk pertanian telah mengalami perubahan besar atau mengalami transformasi. Transformasi dalam bentuk liberasi pasar menyebabkan hambatan perdagangan (tarif dan non-tarif) menjadi berkurang. Hasilnya, impor pangan meningkat dan ketersediaan bahan pangan bertambah, tetapi persaingan yang dihadapi oleh produsen domestik juga meningkat. Petani kecil secara individual, karena masalah inefisiensi produksi dan pemasaran, tidak mampu merespons dengan baik transformasi pasar tersebut, namun petani punya peluang bila mereka bertindak secara kolektif, misalnya melalui organisasi petani. Penelitian ini bersifat kajian literatur dan memiliki dua tujuan: (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong terjadinya transformasi pasar produk pertanian, dan (2) menganalisis respons yang perlu dilakukan oleh organisasi petani terkait perubahan besar di pasar tersebut. Berdasarkan tinjauan literatur, faktor-faktor pendorong transformasi pasar antara lain globalisasi dan dominasi pasar pertanian oleh aktor swasta global; urbanisasi dan meningkatnya pengaruh jaringan supermarket; dan perkembangan di tingkat regional dan global. Paling tidak ada empat strategi inovatif sebagai respons organisasi petani terhadap transformasi pasar tersebut. Pertama, organisasi petani perlu terhubung dengan pasar khusus (niche market) untuk komoditas ekspor. Kedua, perlu ada pengaturan kemitraan jangka panjang yang melibatkan pedagang internasional dan organisasi petani untuk memasarkan komoditas ekspor. Ketiga, perlu ada lembaga pasar yang inovatif (seperti resi gudang dan sistem lelang komoditas) untuk mengakses pasar utama bagi ekspor pertanian. Keempat, kerja sama dengan ke supermarket lokal dan regional. Kelima, diversifikasi ke tanaman atau produk bernilai lebih tinggi. Strategi-strategi tersebut mungkin dapat berjalan dengan baik jika ada komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pertanian di Indonesia dan lingkungan kebijakan dan peraturan yang mendukung.]]>
Copyrights © 2023
