Seiring dengan perkembangan zaman dan kebahasaan, interjeksi tidak lagi menyesuaikan antara makna dan bentuk yang diusungnya. Hubungan kedekatan antarpenutur menjadi komponen utama terjadinya bentuk interjeksi. Bentuk “sialan” yang awalnya hanya untuk mengungkapkan perasaan kesal atau kecewa, tidak lagi hanya berkonotasi negatif. Seperti pada kalimat “Sialan, keren banget mobil itu, gue harus punya.” Kalimat tersebut beralih menjadi bentuk keinginan. Kata “sialan” dalam kalimat itu menjadi interjeksi harapan. Itulah sebabnya kajian pragmatik dan sintaksis pada penelitian ini dilebur, karena konteks tuturan menjadi penting dalam menyampaikan perasaan pembicara atau penutur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interjeksi dalam tayangan digital video Youtube “Umay Shahab Karirnya Hancur dan juga Sukses Semua karena Iqbaal!” dengan durasi penayangan 26 menit 13 detik. Penelitian ini menghasilkan 26 interjeksi, kemudian diklasifikasikan berdasarkan teori Interjeksi Hasan Alwi pada buku “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia” dan menemukan 1 interjeksi kejijikan, 2 interjeksi kekesalan, 6 interjeksi kekaguman, 2 interjeksi kesyukuran, 1 interjeksi harapan, 5 interjeksi keheranan, 4 interjeksi kekagetan, 1 interjeksi ajakan, 1 interjeksi panggilan, dan 3 interjeksi simpulan.
Copyrights © 2023