Keberhasilan usaha yang ditunjukkan dari cash flow, omzet, profitabilitas, peran penting pemerintah selama ini belum membuka peluang bagi peningkatan kemampuan institusi industri kecil. Model pendekatan yang sentralistik sangat berpengaruh terhadap pola-pola intervensi yang cenderung birokratis dan tidak fleksibel. Ketidakberhasilan dari pembinaan industri kecil saat ini bisa juga disebabkan oleh ketidaktahuan pihak pembina (pemerintah) terhadap apa yang dibutuhkan oleh industri kecil. Sebagaimana kita ketahui bahwa kebutuhan dari industri kecil tidak semuanya sama, contohnya tidak hanya masalah permodalan yang merupakan penghambat utama pengembangan industri kecil, karena kesulitan industri bukan masalah permodalan saja. Dari permasalahan diatas, sebaiknya program pembinaan industri kecil diarahkan kepada bagaimana industri kecil tersebut mampu mencapai sukses. Pengumpulan data merupakan pencarian data-data perusahaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data yang diambil berasal dari Industri Kecil kulit 8 Industri Kecil Maju, 8 Industri Kecil Sedang dan 8 Industri Tidak Maju, semua responden berjumlah 24 buah dari Perkampungan Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data. Dalam penelitian ini data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa score tertinggi adalah Bahan baku dengan skor 2.32. Diikuti oleh Tenaga kerja, modal (2.25), diikuti oleh Pengolahan SDM (1.54); diikuti Manajemen SDM, Organisasi (1.53) dan yang terakhir Jenis Produk; (0.93). Dengan demikian Bahan baku dinyatakan lolos untuk dipilih sebagai Faktor yang berpengaruh terhadap Industri kecil kulit.
Copyrights © 2023