Kota Pontianak adalah sebuah kota yang terkenal dengan julukan Kota Khatulistiwa karena berada di atas garis khatulistiwa, selaras dengan hal tersebut Kota Pontianak memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan kemarau. Kedua musim tersebut dipengaruhi oleh curah hujan. Pemasangan alat pengukur curah hujan manual yang terdiri dari sebuah wadah tabung dengan corong diatasnya, diletakkan setinggi 1,50 meter dari permukaan tanah agar tidak terganggu dan tidak dipengaruhi oleh air yang masuk selain air hujan memperlihatkan pengukuran yang dilaksanakan selama 7 hari musim kemarau dan 3 hari musim hujan curah hujan tertinggi yang terjadi pada hari kelima di musim hujan dan curah hujan terendah pada hari keempat di musim hujan. Kuantitas curah hujan sangat mempengaruhi tinggi muka air tanah di lokasi penelitian. Terlihat bahwa dinamika fluktuasi muka air tanah bergantung pada curahan curah hujan pada lokasi penelitian. Pola curah hujan di lahan gambut Jl. Reformasi Kota Pontianak adalah monsunal yaitu pola hujan dengan perbedaan yang sangat jelas antara musim hujan dengan musim kemarau. Kondisi tersebut menyebabkan elevasi muka air tanah mengalami fluktuasi. Salah satu solusi untuk permasalahan tersebut adalah dengan membangun pintu air untuk mempertahankan elevasi muka air tanah lokasi penelitian ini tepat pada ketinggian tertentu.
Copyrights © 2021