Salah satu komoditi ekspor perkebunan yang terbesar adalah kopi, dengan jumlah produk yang terus meningkat setiap tahunnya. Kopi arabika (Coffea arabica) paling banyak diproduksi di Jawa Barat dengan produksi rata-rata 9.736 ton dari tahun 2014 - 2018. Produk sampingan dari produksi kopi adalah ampas kopi yang menyebabkan pencemaran air dan tanah karena kadar air yang tinggi dan kandungan polifenol yang tinggi. bersifat racun bagi tanah. Pengurangan limbah ampas kopi dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan teh cascara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan menggunakan oven konveksi terhadap karakteristik mutu teh cascara. Suhu pengeringan adalah 35 °C, 40 °C, 45 °C, 50 °C, dan 55 °C. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan suhu pengeringan dapat mempengaruhi karakteristik mutu teh cascara. Perlakuan terbaik adalah suhu pengeringan 45 °C dengan rendemen total 6,61 ± 0,06 %, kadar air 6,5705 ± 0,0272 % (b/b), kadar abu 8,2107 ± 0,3195 % (b/b), kadar polifenol 14,2828 ± 0,2086 % (berat/berat). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa cascara komersial memiliki skor tertinggi. Ada 3 (netral) untuk rasa, 3 (netral) untuk rasa, dan 4 (suka) untuk warna.
Copyrights © 2023