INTEKNA
Vol 14, No 1 (2014)

POSISI MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM KURIKULUM PERGURUAN TINGGI UMUM MENURUT SK DIRJEN DIKTI NO. 43 & 44 TAHUN 2006 (SEBUAH PEMIKIRAN TENTANG LANGKAH

-, Muhdi ( IAIN Antasari)



Article Info

Publish Date
27 Feb 2015

Abstract

Genderang “Pendidikan Karakter” di negeri ini laksana pentas barisan drumband yangsambung sinambung. Berbagai seminar dan workshop pun digelar dalam rangka membekalipara pendidik dan person terkait di seputar konsep dasar, strategi dan implementasipendidikan karakter. Semua itu dilakukan untuk menjawab tantangan yang dialamat-kanpada dunia pendidikan yang kurang lebihnya dirumuskan sebagai problem semakinmerosotnya moralitas anak bangsa yang diperparah lagi dengan mulai terbentuknya polapikir, pola hidup, dan perilaku masyarakat yang cenderung mengarah pada pola pikir sekuler,hidup materialistis, hedonis, egois dan bahkan ditengarai mulai tergerusnya jati dirisebagai bangsa yang beradab.Untuk menghadapi gejala di atas, para pemegang kebijakan dan para praktisi pendidikanharus segera menyadari pentingnya pendidikan karakter untuk kemudian membekali pesertadidik dengan kemampuan dasar yang seyogyanya dimiliki oleh setiap lulusan darisetiap lembaga pendidikan. Kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam memaha-mi,memaknai dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada diri seseorang baiksebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, maupun seba-gaibagian dari alam, dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Dalam kontek usaha pendi-dikan diPerguruan tinggi Umum (PTU), secara potensial telah ada piranti untuk membe-rikanberbagai kemampuan tersebut. Piranti tersebut lahir berdasarkan SK Dirjen dikti no. 43 dan44 tahun 2006 yang semakin menajamkan pentingnya posisi mata kuliah pe-ngembangankepribadian dimana PAI salah satu unit di dalamnya.

Copyrights © 2014