Danau limboto menjadi sebuah ikon penting yang ada di Propinsi Gorontalo yang harus dilestarikan dari berbagai bentuk pencemarannya. Salah satu masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini adalah penanganan pertumbuhan enceng gondok yang telah menutupi sebagaian besar permukaan air danau tersebut. Mengingat banyaknya enceng gondok yang tumbuh liar di dalam danau limboto dapat dimanfaatkan sebagai menjadi bahan bakar energi alternatif seperti Biogas. Biogas itu sendiri sebagai Salah satu energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sehari-hari mulai memasak hingga kebutuhan listrik dengan menggunakan alat berupa biodigester. Hal ini dapat menjadi salah satu solusi permasalahan energi saat ini. Tujuan penelitian adalah merancang biodigester skala mikro dan mengetahui perbandingan yang optimal untuk mendapatkan hasil biogas yang terbaik. Untuk mendapatkan hasil penelitian maka dilakukan variasi perbandingan 1:1., 1:2., dan 1:3 dari bahan baku enceng gondok dan kotoran Sapi. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh perbandingan enceng gondok dan feses sapi 1:1, 1:2 dan 1: 3 dengan lama fermentasi mulai terbentuknya gas metan masing-masing 7, 9 dan 12 hari. Hasil uji nyala api dari digester perbandingan enceng gondok tetap sebanyak 5 kg dengan perubahan jumlah feses sapi sebesar 5 kg, 2.5 kg dan 1.25 di peroleh masing-masing 8.5 menit, 5, 4 meni dan 3.5 menit.
Copyrights © 2023