Studi ini membandingkan dampak lingkungan dari produksi campuran aspal hangat (Warm Mix Asphalt – WMA) dimodifikasi polimer EVA dengan dosis 5% berat bitumen melalui metode pencampuran kering (dry mixing) dengan campuran aspal panas (Hot Mix Asphalt – HMA) standar pada skala laboratorium menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA,) dengan lingkup dari akuisisi bahan baku hingga produksi di laboratorium aspal Universitas Pelita Harapan. Kajian ini menggabungkan database CML-IA Midpoint dan Eurobitume serta pengukuran emisi di laboratorium. Hasil pengukuran menunjukkan penurunan pada suhu produksi WMA menghasilkan emisi CO2 dan Volatile Organic Compound (VOC) yang lebih rendah sebesar 41.82% - 46.96% dan 5.3% - 7.98% dibandingkan HMA. Emisi formaldehida pada produksi WMA menurun hingga 77-79%, maupun Particulate Matter (PM10, PM2.5, PM1) sebesar 74.95% - 81.42%, 77.31% - 85.11%, dan 81.96% - 89.19%. Analisis LCA menunjukkan dampak Global Warming Potential WMA modifikasi mengalami kenaikan 3.66% dan 5.95% dari HMA akibat penggunaan bahan tambah, tetapi menurun dari segi Freshwater Aquatic Ecotoxicity Potential sebesar 12.96% - 14.12%, serta Human Toxicity dan Photochemical Oxidation Potential sebesar 1.73%. Kesimpulan yang didapatkan yakni penggunaan EVA untuk modifikasi WMA pada dosis 5% dan 6% menghasilkan pengurangan dampak sebesar 3.48% dan 1.43% dibandingkan HMA dengan sifat mekanis sesuai standar Bina Marga 2018
Copyrights © 2023