Quarter life crisis umumnya dialami pada masa dewasa awal, ketika seseorang berusia antara dua puluhan sampai dengan tiga puluhan, namun kenyataannya tidak menutup kemungkinan juga bagi dewasa awal yang berusia lebih dari tiga puluh tahun untuk masih dapat mengalami fase ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris berbagai gambaran manifestasi dari perilaku-perilaku akibat pengalaman masimg-masing individu dalam menghadapi fase quarter life crisis mereka serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memungkinkan dapat memicu munculnya problem-problem baru sehingga menyebabkan quarter life crisis tidak kunjung berakhir pada dewasa awal akhir dengan rentang usia 25 hingga 35 tahun terutama pada perempuan yang belum menikah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan case study dimana data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan subjek penelitian beserta informannya. Subjek penelitian adalah perempuan berusia dewasa awal antara 25 hingga 35 tahun yang belum menikah berjumlah tiga orang dengan informan penelitian masing-masing subjek berjumlah tiga orang. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa quarter life crisis yang dialami oleh keseluruhan subjek termanifestasi dalam perasaan terjebak pada permasalahan yang sama dan tidak kunjung berakhir terkait dengan permasalahan kemapanan, kemandirian, pencarian pasangan, serta kesulitan dalam mewujudkan idealisme diri sendiri sedangkan faktor-faktor yang dapat memicu munculnya problem baru bagi mereka pada fase ini diantaranya karena kurang percaya pada kemampuan diri sendiri, adanya persepsi yang negatif terhadap diri sendiri serta pengaruh dari penggunaan media sosial yang mengakibatkan munculnya perilaku membandingkan pencapaian diri dengan pencapaian orang lain.
Copyrights © 2022