<![CDATA[Pengelolaan privasi di tengah perkembangan media sosial seakan berada di posisi dilematis. Di satu sisi media sosial memberikan ruang untuk berekspresi dan mengungkapan diri termasuk untuk segala informasi yang masuk dalam konteks pribadi. Namun di sisi lain hal tersebut berpotensi pada pelanggaran privasi. Uniknya, fitur second account kerap dianggap zona aman untuk mengungkapkan diri secara lebih terbuka. Pada situasi itulah management privsi diperlukan. Dalam teori communication privacy management (CPM) oleh Sandra Petronio, batasan seseorang dalam berperilaku harus ditentukan oleh dirinya sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi beberapa unggahan di second account informan. Hasil penelitian ini menunjukkan jika berbagai pelanggaran yang terjadi di akun kedua disebabkan karena kurangnya pengetahuan hingga pemahaman yang salah kaprah jika data akan tersimpan aman pada orang terdekat yang dipercaya. Padahal orang yang dipilih masuk ke lingkaran akun kedua juga rentan untuk membuka data privasi pemilik akun bahkan menyebarkannya.Setelah penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengguna media sosial untuk lebih bijak dalam mengelola privasinya bahkan dalam fitur yang dianggap aman.]]>
Copyrights © 2023
