Sektor keuangan memiliki inovasi yang akan mengubah fondasi perbankan sentral dan merevolusi semua pengguna jasa keuangan, yaitu Financial Technology(FinTech). Penerapan FinTech mengakibatkan kejahatan berbasis teknologi dan komunikasi pun meningkat pesat. Berdasarkan data dari Honeynest Project dari BSSN – IHP pada Bulan Mei-November 2018, Indonesia mendapatkan 12.895.554 serangan cyber. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko cyber berdasarkan biaya kerugian agregat pada layanan keuangan digital berdasarkan model operasional yang dapat meminimalkan modal yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menghitung frekuensi kejadian serangan cyber mengikuti distribusi Poisson, distribusi kerugian mengikuti fungsi distribusi eksponensial, serta perhitungan besarnya kerugian agregat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi Poisson dan distribusi eksponensial dapat digunakan untuk mengukur risiko cyber berdasarkan biaya kerugian agregat, dengan biaya kerugian agregat terbesar adalah sebesar Rp2.925.235,49.
Copyrights © 2023