Industri manufaktur IKM di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat, tetapi perlu meningkatkan daya saing melalui pengendalian kualitas untuk memastikan keberlanjutan bisnis dan kepuasan pelanggan. Penerapan pengendalian kualitas seringkali terbatas pada IKM, sehingga perlu dilakukan optimalisasi peralatan mesin, mendiagnosis kesalahan, dan mengambil tindakan pencegahan atau korektif untuk meminimalkan kegagalan dan meningkatkan kualitas. Metode FMEA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan, memberikan rekomendasi perbaikan, dan menilai risiko kecacatan produk berdasarkan tingkat keparahan, probabilitas terjadinya, dan deteksi kegagalan. Melalui penerapan FMEA, perusahaan UD Abdi Rakyat berharap dapat mengurangi cacat produk, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan daya saing melalui perbaikan terus-menerus dan mitigasi risiko yang komprehensif. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga jenis kecacatan yang sering terjadi pada produk, yaitu potongan tidak presisi, potongan grepes, dan ukuran tidak sesuai. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa 3 faktor yaitu manusia, metode, dan mesin teridentifikasi sebagai faktor utama penyebab kegagalan. Kegagalan potongan grepes memiliki risiko kegagalan tertinggi dengan nilai RPN 343, sedangkan potongan tidak presisi dan ukuran tidak sesuai memiliki risiko yang lebih rendah. Adapun usulan perbaikan telah diusulkan untuk mengatasi 3 faktor utama tersebut.
Copyrights © 2023