Dehidrasi merupakan ketidakseimbangan antara asupan cairan dengan cairan yang dikeluarkan oleh tubuh. Hasil riset oleh The Hydration Indonesian Regional Study (THIRST) tahun 2009 menunjukkan bahwa total sebanyak 39.4% orang dewasa mengalami dehidrasi baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Kebaruan penelitian ini menggunakan kategori pembanding rekomendasi asupan cairan National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) untuk pekerja di lingkungan panas yang disesuaikan dengan durasi kerja yaitu 250 ml per 30 menit selama 8 jam kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa korelasi antara asupan cairan dengan status hidrasi pekerja di bagian produksi air minum dalam kemasan di PT. X Semarang. Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain studi potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 49 pekerja. Data asupan cairan dikumpulkan dengan menggunakan formulir food recall 1 x 24 jam dan berat jenis urin (BJU) menggunakan dipstick urine. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 26,5% pekerja mengonsumsi cukup cairan dan sebanyak 73,5% tidak mengonsumsi cukup cairan dan status hidrasi pekerja menunjukkan sebanyak 55,1% pekerja dehidrasi, diantaranya sebanyak 28,6% pekerja dehidrasi ringan dan sebanyak 26,5% pekerja mengalami dehidrasi sedang. Berdasarkan hasil statistika dapat diketahui nilai P = 0,001 (P-value0,05). Disimpulkan terdapat korelasi antara asupan cairan dengan status hidrasi pekerja di bagian produksi air minum dalam kemasan di PT. X Semarang.
Copyrights © 2023