Di awal tahun 2020 di bulan Maret, seluruh dunia telah mengalami perubahan yang sangat besar yang disebabkan oleh Virus Corona atau Covid-19. Peningkatan jumlah korban setiap hari telah mengkonfirmasi bahwa 5.000 orang telah dinyatakan positif terkena virus Covid-19. Kejadian ini membuat beberapa kementerian yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri berkolaborasi membuat kebijakan, salah satunya untuk bidang pendidikan yaitu melakukan pembelajaran jarak jauh secara online. (PJJ). Dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ), platform online seperti Google, Microsoft, Zoom dan LMS (Learning Management System) seperti Moodle, Edmodo, Google Classroom, Microsoft Teams, Google Suite mulai mengembangkan fitur online yang lebih canggih dan mampu untuk mengakomodir segala hal yang dibutuhkan siswa dalam proses pembelajaran online. Namun ternyata dalam prosesnya muncul masalah baru yaitu kebosanan, kebosanan, kerepotan dan ketidakjelasan materi yang diterima siswa. Maka solusinya adalah dengan menyediakan berbagai fitur platform dalam proses pembelajaran online. Namun, karena setiap platform bersifat independen dan unik serta memiliki fitur unggulannya masing-masing, maka akan sulit untuk menggunakan beberapa platform secara bergantian ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti membuat LMS berupa platform independen yang tidak sendiri dan fitur-fiturnya berkolaborasi dengan platform lain yang dibutuhkan oleh pendidik, siswa, dan orang tua. Sehingga berbagai fitur dapat digunakan dalam satu platform LMS tanpa harus bergantian menggunakannya. LMS terbentuk dari Quality Function Deployment (QFD) berdasarkan Predicted Percentage of Disatisfied (PPD).
Copyrights © 2022