Daerah aliran sungai (DAS) merupakan kawasan yang ditandai dengan daratan tinggi dimana air dikawasan DAS berasal dari air hujan yang turun lalu tertampung di daerah DAS. Air pada kawasan ini adalah aliran air yang mengalami siklus hidrologi, merupakan aliran air dari permukaan laut siklus ini tidak pernah berhenti dan terus berulang secara turun temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan besaran curah hujan berdasarkan jumlah dan sebaran stasiun penakar hujan serta besarnya debit banjir rancangan yang terjadi diberbagai kala ulang pada DAS Lipukasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yang meliputi data berupa angka untuk mendapatkan informasi yang akurat dianalisis dengan menggunakan persamaan. Hasil penelitian ini adalah nilai debit rancangan tertinggi terdapat pada penggunaan 3 stasiun pada metode HSS Nakayasu Priode Kala ulang (Tahun) 5 yaitu 600,4575 m³/dtk, Gama 1 543,3283 m³/dtk, dan Limantara 962,1782 m³/dtk, sedangkan ketika menggunakan 4 stasiun pada metode HSS Nakayasu Priode Kala ulang (Tahun) 5 yaitu 590,3626 m³/dtk, Gama 1 534,1939 m³/dtk, dan Limantara 946,0020 m³/dtk, sedangkan ketika menggunakan 2 stasiun pada metode HSS Nakayasu Priode Kala ulang (Tahun) 5 yaitu 611,2816 m³/dtk, Gama 1 553,1226 m³/dtk, dan Limantara 979,5229 m³/dtk. Hasil perhitungan dari setiap metode HSS yang digunakan tidak bisa diputuskan yang paling sesuai dengan hidrograf terukur pada DAS Lipukasi, karena setiap metode HSS memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda.
Copyrights © 2023