Kayu tanaman bangkal (Nauclea subdita) secara tradisional digunakan oleh masyarakat di Kalimantan untuk perawatan wajah. Tanaman bangkal mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang bersifat antioksidan dan antimikroba, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan manfaat sabun bagi kesehatan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk kayu bangkal terhadap karakteristik mutu sabun sesuai dengan SNI Sabun. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan dan 3 kali pengulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan bubuk kulit kayu bangkal sejumlah 0, 2, 4, 6 dan 8 g per 100 g bahan sabun. Parameter yang dianalisis adalah kadar air, pH 0,1 persen, kadar bahan tak larut dalam etanol dan kadar alkali bebas. Pengolahan data dilakukan dengan sidik ragam (Anova), dan jika terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan, maka akan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan's multiple range test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bubuk kayu bangkal pada sabun padat VCO berpengaruh nyata terhadap kadar air, pH 0,1 persen, bahan tak larut dalam etanol dan kadar alkali bebas. Penambahan bubuk kayu bangkal akan meningkatkan kadar air, pH 0,1 persen, dan kadar bahan tak larut dalam etanol, serta menurunkan kadar alkali bebas dalam sabun. Penggunaan kayu bangkal sebagai bahan sabun masih membutuhkan pengujian lebih lanjut untuk aspek kelayakan industri dan keamanannya bagi pengguna.
Copyrights © 2023