Pertambangan merupakan sektor pendapatan perekonomian negara. Akan tetapi sering juga terjadinya konflik yang ada dimasyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya konflik, bagaimana upaya masyarakat dalam menyelesaikan konflik serta respon dari masyarakat terkait konflik pertambangan antara PT. Timah dengan masyarakat petani sawah. Teori yang digunakan didalam penelitian ini yaitu teori konflik menurut Alfred Lewis Coser. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus yaitu merupakan sebuah desain penelitian yang dapat digunakan untuk melacak peristiwa yang bersangkutan tanpa ada manipulasi. Informan penelitian adalah masyarakat Desa Tanjung Labu khususnya kelompok petani sawah. Untuk menjawab permasalahan penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data seperti 1) wawancara; 2) observasi; serta 3) dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menggambarkan adanya permasalahan dalam pertambangan timah. Permasalahannya yaitu terjadi konflik antara PT. Timah dengan Petani Sawah, karena pemerintah tidak transparan dan akuntabel kepada masyarakat sehingga mereka menolak lahannya digarap, kemudian masalah sistem pembagian hasil atau Fee yang tidak sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan. Sehingga memicu pada tindakan aksi demonstrasi di kantor DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu konflik membuat kurang harmonisnya hubungan kekerabatan antara masyarakat Petani Sawah dengan petani lainnya, masyarakat dengan penambang dan hilangnya mata pencaharian mereka. Permasalahan ini yang memicu terjadinya konflik dalam kehidupan masyarakat hingga perlu dicari jalan keluarnya yaitu dengan jalan negosiasi agar permasalahan ini tidak menjadi konflik yang berkepanjangan. Kata Kunci : Konflik Pertambangan, Pertambangan Timah, Petani Sawah
Copyrights © 2023