Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan air menjadi masalah bagi lingkungan. Sistem daur ulang lumpur tawas dan lumpur PAC untuk dijadikan bahan penggumpal dalam mengurangi warna pada air menjadi pertimbangan dengan harapan penggunaan kembali lumpur tersebut dapat dioptimalkan. Alum merupakan senyawa yang terdapat pada lumpur karena proses koagulasi (coagulation) atau destabilisasi suspendes contaminant menggunakan tawas (alum/alumunium hidroksida) dan PAC (Poly Aluminium Clorida) membentuk settleable flocs yang mengendap pada bak sedimentasi. Secara teoritis tawas dan PAC yang bereaksi dengan koloida menghasilkan endapan jenis aquometalic dan hydrogen , lumpur alum terbentuk dari setiap penambahan Tawas dan PAC membentuk aluminium hidroksida Al(OH)3 solids (padatan).Salah satu senyawa kimia yang ada di air adalah Besi (Fe) kandungan Fe dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3 yang tersuspensi membentuk koloidal yang berwarna kuning atau FeSO4 tergantung dari unsur lain yang mengikatnya.Dalam proses penjernihan air, alum akan terkoagulasi membentuk endapan. Endapan ini selanjutnya mengikat partikel tersuspensi dan senyawa koloid dalam air yang akhirnya tersedimentasi pada dasar tangki. Dikaitkan dengan proses ini, limbah lumpur yang berasal dari proses pengolahan air PDAM Tirta Daroy Banda Aceh ini diharapkan mampu menurunkan warna dan kadar dari Fe.Pengumpulan limbah lumpur alum dari PDAM Tirta Daroy Banda Aceh, hasil pengeringan dicampur air yang mengandung Fe pada kecepatan 100-140 rpm dengan konentrasi 4 gr/L, 6 gr/L, 8 gr/L dan 10 gr/L. Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan bisa memaksimalkan pemanfaatan limbah PDAM serta mencari solusi alternatif bahan penjernih air dari limbah sehingga bisa diaplikasikan dalam pengolahan air khususnya menurunkan warna Fe dan kadar Fe. Hasil penelitian diperoleh lumpur alum PDAM tirta Daroy Banda Aceh dapat menurunkan Fe pada konsentrasi 10 gr/L dengan pH-6 dengan efisiensi penurunan 91,33%.
Copyrights © 2023