Tulisan ini berupaya untuk memberikan solusi terhadap gugatan Freud bahwa Hukum yang Terutama adalah hukum yang absurd (credo, quid absurdum). Untuk menjawab permasalahan ini, penulis menandasrkan bahwa gugatan Freud dapat diselesaikan, yaitu: ketika individu memandang sesamanya sebagai sesame manusia yang rapuh, tepat ke dalam biji matanya, di mana tempat tersebut menyimpan sebuah kedalaman cinta. Penulis akan memaparkan pendapat penulis melalui tiga tahap pembahasan. Yang pertama, penulis akan menganalisa kembali konsep Id dari Freud. Yang kedua, penulis akan memaparkan kerapuhan sebagai kondisi dasariah manusia. Yang ketiga, penulis akan menggunakan gagasan dari Marion mengenai cinta yaitu dengan memandang biji mata sesama sebagai solusi terhadap masalah yang penulis angkat pada tulisan ini. Yang terakhir, penulis akan menarik kesimpulan dan refleksi terhadap tulisan ini.
Copyrights © 2023