Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan, di mana angkutan penyeberangan feri menjadi salah satu transportasi yang sangat diminati oleh masyarakat karena biayanya yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat di Nusa Tenggara Timur. Kota Kupang dan Kabupaten Sabu Raijua secara geografis dipisahkan oleh laut sehingga menimbulkan lalu lintas pergerakan barang dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas pergerakan antarpulau ini disediakan angkutan penyeberangan feri reguler ASDP dan feri cepat swasta. Keduanya memiliki frekuensi pelayaran yang sama, namun waktu tempuh, biaya, dan kapasitas kapal yang berbeda sehingga menimbulkan pertimbangan pemilihan moda angkutan yang akan digunakan oleh penumpang. Penelitian ini menganalisis model pemilihan moda angkutan dengan metode stated preference dan model logit biner. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penumpang lebih memilih feri cepat sebagai moda angkutan dengan probabilitas 66%, sementara feri reguler 34%. Sama halnya dengan penumpang Sabu yang memilih menggunakan feri cepat dengan probabilitas 86%, sementara feri reguler 14%.
Copyrights © 2023