The term masuk angin (MA) has been widely used among Indonesians in describing the process of the entering of wind into the body, causing illness. The real concept, however, still remain ambiguous as it is only used to describe a cluster of symptoms. The aim of the study was to find out how the Javanese perceive M A to give more detailed explanation of its concept indigenously. The methods used were descriptive qualitative involving interviews and literature analysis. Using two illness cognition models and the view of indigenous psychology combined with the interview results, it was suggested that M A is the indigenous identity of Javanese healthy lifestyle. It acts as a guidance of health and well-being behavior in everyday life, thus become an inseparable culture identity. The study has shown that cultural factors play a role in perceiving eastern medicine. Istilah masuk angin (MA) telah digunakan secara meluas oleh masyarakat Indonesia dalam menjelaskan proses masuknya angin ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit. Namun konsep aslinya masih dipertanyakan karena digunakan untuk menjelaskan beberapa gejala berbeda. Tujuan studi ini ialah mengetahui bagaimana orang Jawa mempersepsikan M A untuk memberikan penjelasan yang lebih mendetail dan membudaya. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif deskriptif dengan wawancara dan analisis literatur. Dengan menggunakan dua model mengenali penyakit (illness cognition) dan pandangan psikologi ulayat yang digabung dengan hasil wawancara, penulis menemukan bahwa MA merupakan identitas ulayat gaya hidup sehat masyarakat Jawa. M A berperan sebagai panduan perilaku sehat di kehidupan sehari- hari, sehingga menjadi identitas budaya yang tidak terpisahkan. Studi ini telah menunjukan bahwa dalam memandang studi kesehatan timur, faktor budaya memiliki perannya tersendiri.
Copyrights © 2014