Sembahyang menjadi salah satu diskurus yang dimunculkan di dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang (PEPL) karya Ayu Utami. Berbagai diksi sembahyang dan padanannya muncul beberapa kali di dalam PEPL. Perlu kajian yang mendalam untuk melihat narasi atau diskursus yang dimunculkan dari kehadiran diksi-diksi tersebut. Pernyataan masalah dalam pernelitian ini berada pada kemungkinan-kemungkinan diskursus yang muncul dari kehadiran diksi sembahyang dan padanannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan teori interpretasi Paul Ricouer. Temuan yang dihasilkan terdapat tiga bentuk diskursus yang dimunculkan dalam PEPL. Pertama, menghadirkan nilai-nilai lokalitas dalam beragama; kedua, menunjukkan adanya kekonsistenan pada sakralitas sembahyang; dan ketiga sembahyang diletakkan sebagai objek artifisal. Abstract: Prayer is one of the discourses that appear in the novel Pengakuan Eks Parasit Lajang (PEPL) by Ayu Utami. Various prayer dictions and their equivalents appear several times in the PEPL. An in-depth study is needed to see the narrative or discourse that emerges from the presence of these dictions. The statement of the problem in this research lies in the possibilities of discourse that arise from the presence of prayer dictions and their equivalents. The method used is qualitative-descriptive with Paul Ricouer's interpretation theory. The findings resulted in three forms of discourse that appeared in the PEPL. First, presenting local values in religion; second, showing consistency in the sacredness of prayer; and the three prayers are placed as artificial objects.
Copyrights © 2021