Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika (King & Goodson dalam Muliana, 2016) dalam (Pertiwi, 2018). Menurut Ennis (2015) Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kritis harus memenuhi 12 indikator diantaranya memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan mempertimbangakan laporan observasi, mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan hasil pertimbangan, mengartikan istilah dan mempertimbangkan suatu arti, mengidentifikasi suatu asumsi, menentukan suatu tindakan, berinteraksi dengan orang lain. Menurut (Perkins & Murphy, 2006) berpikir kritis dibagi dalam 4 tahap yaitu klarifikasi (clarification), asesmen (assessment), penyimpulan (inference), strategi/ taktik (strategy/tactic). Adapun indikator menurut Polya dalam adalah memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melakukan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali pemecahan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau dari hasil belajar siswa dengan kategori hasil belajar rendah, sedang dan tinggi. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan siswa dengan kategori hasil belajar rendah mampu memenuhi lima indikator berpikir kritis menurut Perkins & Murphy yang disandingkan dengan indikator pemecahan masalah menurut Polya. Siswa dengan kategori hasil belajar sedang mampu memenuhi lima indikator berpikir kritis menurut Perkins & Murphy yang disandingkan dengan indikator pemecahan masalah menurut Polya. Sedangkan siswa dengan kategori hasil belajar tinggi mampu memenuhi enam indikator berpikir kritis menurut Perkins & Murphy yang disandingkan dengan indikator pemecahan masalah menurut Polya.
Copyrights © 2023