Stunting masih menjadi permasalahan gizi yang serius di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah gizi, salah satunya dengan melakukan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Menurut Petugas Puskesmas Pembantu Desa Turirejo, sejak tahun 2022, angka balita stunting di desa Turirejo mencapai 30 balita sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi permasalah ini. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah identifikasi masalah, menentukan kerangka pemecahan masalah, melakukan pre-test, memberikan pendidikan kesehatan dan pelatihan, dan melakukan post-test. Untuk memberikan solusi atas permasalahan ini kami melakukan demonstrasi pembuatan MPASI dari bahan lokal di desa ini, yakni daun kelor. Daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein balita dengan diolah menjadi puding. Data hasil pre-test dan post-test disajikan dalam bentuk presentase jumlah hasil, sedangkan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta mengenai stunting, MPASI, dan ASI ekslusif dilakukan uji perbedaan rerata pre-test dan post-test dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil pemahaman masyarakat mengenai stunting menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan sebelum dan setelah diberikan ceramah mengenai stunting. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa p-value lebih kecil dari ? (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan peserta mengenai stunting sebelum dan setelah diberikan ceramah mengenai stunting. Hasil yang didapatkan dari demonstrasi pembuatan puding kelor adalah peserta dapat membuat dan menyajikan puding kelor sesuai resep yang diajarkan. Adanya kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini dapat menjadikan pembelajaran bagi masyarakat Desa Turirejo dalam menghadapi dan mencegah kenaikan angka stunting di Desa Turirejo.
Copyrights © 2023