Perkembangan teknologi saat ini, khususnya dibidang otomasi telah mampu meningkatkan nilai efisiensi dan produktifitas. Berdasarkan sebuah kajian riset yang dilakukan oleh lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) bahwa dalam beberapa dekade kedepan Indonesia memiliki resiko ketahanan pangan yang merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara laju pertumbuhan penduduk dengan produksi pangan yang dihasilkan. Salah satu upaya sederhana yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis pangan tersebut berupa pemanfaatan lahan terbatas disekitar pekarangan rumah untuk dijadikan area tanam dengan memanfaatkan teknologi smart agriculture system. Dengan mengintegrasikan smart agriculture system pada media tanam, diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam hal perawatan dan pemantauan terhadap kondisi tanaman. Bahan perangkat yang diperlukan dalam membangun smart agriculture system ini berupa modul mikrokontroller Arduino NodeMCU8266, sensor suhu dan kelembaban udara ( sensor DHT-11), sensor kelembaban tanah (sensor soil moisture), mesin pompa air, cloud server thingspeak, dan web application thingspeak. Metode yang digunakan berupa metode penelitian eksperimental dengan pola waterfall, yang mampu menguji hipotesis secara benar dalam hal hubungan kasual melalui tahapan design science research method (DSRM). Berdasarkan hasil pengujian, system dapat bekerja secara baik dan optimal, data hasil pengukuran sensor mampu dikirimkan ke cloud computing thingspeak dan diakses melalui web application performa yang baik dan stabil.Kata kunci : Agriculture, Sensor, Cloud Computing, ApplicationĀ
Copyrights © 2021