Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan jenis buah tropis yang mudah ditemukan di Indonesia. Buah naga merah kaya akan manfaat terutama bagi kesehatan karena mengandung flavonoid, fenolik dan alkaloid. Kulit buah naga yang terdiri dari 30-35% bagian buah seringkali dibuang sebagai sampah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Kulit buah naga merah kaya akan antosianin yaitu pigmen merah alami yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan diduga berkorelasi dengan aktivitas senyawa sitotoksik yang berpotensi sebagai sediaan herbal dan tidak menutup kemungkinan dapat menjadi obat antikanker. Suatu senyawa yang memiliki aktivitas antitumor dan antikanker berkorelasi dengan tingginya kandungan toksik dalam senyawa tersebut. Pengujian dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) untuk mengetahui nilai LD50 dan nilai mortalitas larva Artemia salina yang diujikan pada sampel. Penelitian dilakukan dengan menguji ekstrak etanol kulit buah naga pada larva Artemia salina dengan 11 tingkatan konsentrasi (1,9 ppm, 3,9 ppm, 7,8 ppm, 15,6 ppm, 31,25 ppm, 62,5 ppm, 125 ppm, 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm) selama 24 jam. Hasil pengujian dilanjutkan dengan menghitung jumlah persentase kematian (mortalitas) larva uji. Analisis probit dilakukan untuk menentukan nilai LC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah naga merah bersifat toksik dengan nilai LC50 sebesar 45,46117684 µg/mL.
Copyrights © 2023